Wednesday, June 15, 2011
HIDAYAH
hidayatulloh itu terdiri dari rosul, al-qur'an dan dien.. yg ketiga saling berkaitan..
alqur'an yg dilandingkan oleh rosul muhammad saw selama 23 thn didalam dien al - haq yg mengalahkan dien2 yg lain..:)
CINTA
aku berikan kabar gembira sekaligus peringatan untukmu, bahwa cinta ini hanya untukmu...kubacakan untukmu atas nama cinta , kusucikan dirimu dari ketidaksetiaan, kuajarkan kamu dengan cinta, , kukobarkarkan semangat api cinta hanya utkmu...
i love u cinta...............
Monday, October 05, 2009
Nasihat Futihat
Perintah amar ma’ruf
Amar ma’ruf terdiri dari dua kata, yaitu amar artinya MEMERINTAH dan ma’ruf artinya YANG DIKENAL. Maksud yang dikenal adalah perintah Allah yang telah jelas tertulis dalam al-Qur’an/kitabNya. Jadi yang berwenang memerintah adalah dien Islam, dan masyarakat yang diperintahkan untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi maksiyat adalah masyarakat / ummat yang sudah terikat oleh dien Islam, kaum muslimin-muslimat, yang sudah mengenal Syari’at Islam. Adapun bagi orang yang belum terikat oleh aturan dan UU Islam sekalipun mengaku beragama islam (Karena Islam KTP), tidak ada kewajiban menjalankan Syari’at Islam. Ia harus terlebih dahulu diDakwahi, diajak untuk masuk ke dalam konfigurasi dien Al-Islam, “Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara menyeluruh…….” (Qs 2 : 208), kemudian dibina untuk dikenalkan tentang Al-Islam dengan segala aturan (Syari’at)-Nya (Qs 62 :2). Setelah dia sadar, taslim terhadap Syari’at, maka wajib ia dikawal untuk senantiasa istiqomah dalam menjalankan segala perintah Allah/Amar ma’ruf. Apabila melanggar maka dikenai perintah nahyi munkar/dicegah untuk berbuat munkar. Syari’at Islam hanya sah dilaksanakan oleh Muslim, yaitu orang yang telah menyatakan diri masuk ke dalam al-Islam (Qs 68 : 39). Syari’at Islam hanya dapat diterapkan pada Masyarakat Muslim yang berada dalam wilayah dien Islam. Kaum Musyrik sekalipun melaksanakan Syaria’t Islam tidak akan diterima oleh Allah Swt, “….Seandainya mereka menyekutukan Allah, niscaya lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan” (Qs al-An’am (6): 88, al-Zumar (39) : 65
Perintah Nahyi Munkar
Nahyi Munkar terdiri dari dua kata, yaitu nahyi artinya melarang dan munkar artinya kemungkaran. Nahyi Munkar artinya melarang manusia melakukan kemungkaran. Orang yang dilarang melakukan kemungkaran ialah orang yang sudah terikat atau berada dalam al-Islam, dan dia sudah memahami Syari’at Islam. Kaum musyrik (sekalipun mengaku muslim) tidak akan bersedia meninggalkan perbuatan yang bertentangan dengan al-Qur’an, karena mereka tidak yakin kepadanya. Mereka disebutkan dalam al-Qur’an seperti binatang/kal an’am (Qs 7 : 179). Mereka terlebih dahulu harus diajak/diDakwahi dengan penuh bijaksana untuk memahami hakikat dirinya sebagai Insan (Qs 76 :1), mengenal Rabnya dan kewajiban padaNya (Qs 2 :21, Qs 56:51) hingga tersadarkan untuk berislam.
Dakwah bukanlah mengajak manusia melaksanakan perintah Allah. Dakwah adalah mengajak manusia untuk masuk kepada al-khair, dien al-Islam (Qs 3: 104) atau ke “Sabil” Allah (Qs 16 : 125). Setelah manusia berada dalam al-Khair/al-Islam, maka berlaku-lah amar ma’ruf nahyi munkar.
Alloh menjadikan bumi ini sebagai tempat tinggal, wadah bagi manusia untuk mengabdi kepadaNya. Dengan demikian Alloh memfungsikan manusia sebagai khalifah (Qs 2:30). Khalifah adalah wakil atau mandataris Alloh, pelaksana hukum Alloh di muka bumi. Jadi pembuat hukum adalah hak perogratif Alloh semata, sementara aparatur pelaksananya manusia.
Maka bumi ini layak dan berhak dikuasai, dipimpin oleh orang-orang beriman saja yang menjalankan fungsinya. Sehingga keberadaan bumi ini sebagai mulkyah allah. Namun…bagaimana halnya bila bumi ini dikuasai oleh manusia yang melampaui batas atau THOGUT?. Maka yang terjadi adalah ancaman/teror bagi eksistensi atau keberlangsungan bumi, segala isi dan seluruh penghuninya. Kekacauan senantiasa akan terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, IPOLEKSOSBUDHANKAM. Dan berbagai upaya telah diupayakan mengatasi kekacauan tersebut. Namun upaya2 tersebut akan sia-sia belaka, hanya sebatas tambal sulam. Pergantian kepemimpinan hanya pergantian sosok belaka, sementara akar permasalahannya, yaitu SISTEM yang akan mewadahi terlaksananya hukum Alloh dan akan mengikat manusia untuk beriman kepada Alloh saja tidak diupayakan untuk ditegakkan.
Hingga kini mereka (Thogut) itu sedang berkuasa. Maka segala hukum dan kebijakan yang diproduksi tidak akan menghasilkan manfaat apapun bagi manusia. Kemadlorotan dan kekacauan senantiasa akan berlangsung selama mereka menguasai tiap-tiap wilayah di bumi ini.
www.balakecrakan.wordpress.com
Amar ma’ruf terdiri dari dua kata, yaitu amar artinya MEMERINTAH dan ma’ruf artinya YANG DIKENAL. Maksud yang dikenal adalah perintah Allah yang telah jelas tertulis dalam al-Qur’an/kitabNya. Jadi yang berwenang memerintah adalah dien Islam, dan masyarakat yang diperintahkan untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi maksiyat adalah masyarakat / ummat yang sudah terikat oleh dien Islam, kaum muslimin-muslimat, yang sudah mengenal Syari’at Islam. Adapun bagi orang yang belum terikat oleh aturan dan UU Islam sekalipun mengaku beragama islam (Karena Islam KTP), tidak ada kewajiban menjalankan Syari’at Islam. Ia harus terlebih dahulu diDakwahi, diajak untuk masuk ke dalam konfigurasi dien Al-Islam, “Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara menyeluruh…….” (Qs 2 : 208), kemudian dibina untuk dikenalkan tentang Al-Islam dengan segala aturan (Syari’at)-Nya (Qs 62 :2). Setelah dia sadar, taslim terhadap Syari’at, maka wajib ia dikawal untuk senantiasa istiqomah dalam menjalankan segala perintah Allah/Amar ma’ruf. Apabila melanggar maka dikenai perintah nahyi munkar/dicegah untuk berbuat munkar. Syari’at Islam hanya sah dilaksanakan oleh Muslim, yaitu orang yang telah menyatakan diri masuk ke dalam al-Islam (Qs 68 : 39). Syari’at Islam hanya dapat diterapkan pada Masyarakat Muslim yang berada dalam wilayah dien Islam. Kaum Musyrik sekalipun melaksanakan Syaria’t Islam tidak akan diterima oleh Allah Swt, “….Seandainya mereka menyekutukan Allah, niscaya lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan” (Qs al-An’am (6): 88, al-Zumar (39) : 65
Perintah Nahyi Munkar
Nahyi Munkar terdiri dari dua kata, yaitu nahyi artinya melarang dan munkar artinya kemungkaran. Nahyi Munkar artinya melarang manusia melakukan kemungkaran. Orang yang dilarang melakukan kemungkaran ialah orang yang sudah terikat atau berada dalam al-Islam, dan dia sudah memahami Syari’at Islam. Kaum musyrik (sekalipun mengaku muslim) tidak akan bersedia meninggalkan perbuatan yang bertentangan dengan al-Qur’an, karena mereka tidak yakin kepadanya. Mereka disebutkan dalam al-Qur’an seperti binatang/kal an’am (Qs 7 : 179). Mereka terlebih dahulu harus diajak/diDakwahi dengan penuh bijaksana untuk memahami hakikat dirinya sebagai Insan (Qs 76 :1), mengenal Rabnya dan kewajiban padaNya (Qs 2 :21, Qs 56:51) hingga tersadarkan untuk berislam.
Dakwah bukanlah mengajak manusia melaksanakan perintah Allah. Dakwah adalah mengajak manusia untuk masuk kepada al-khair, dien al-Islam (Qs 3: 104) atau ke “Sabil” Allah (Qs 16 : 125). Setelah manusia berada dalam al-Khair/al-Islam, maka berlaku-lah amar ma’ruf nahyi munkar.
Alloh menjadikan bumi ini sebagai tempat tinggal, wadah bagi manusia untuk mengabdi kepadaNya. Dengan demikian Alloh memfungsikan manusia sebagai khalifah (Qs 2:30). Khalifah adalah wakil atau mandataris Alloh, pelaksana hukum Alloh di muka bumi. Jadi pembuat hukum adalah hak perogratif Alloh semata, sementara aparatur pelaksananya manusia.
Maka bumi ini layak dan berhak dikuasai, dipimpin oleh orang-orang beriman saja yang menjalankan fungsinya. Sehingga keberadaan bumi ini sebagai mulkyah allah. Namun…bagaimana halnya bila bumi ini dikuasai oleh manusia yang melampaui batas atau THOGUT?. Maka yang terjadi adalah ancaman/teror bagi eksistensi atau keberlangsungan bumi, segala isi dan seluruh penghuninya. Kekacauan senantiasa akan terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, IPOLEKSOSBUDHANKAM. Dan berbagai upaya telah diupayakan mengatasi kekacauan tersebut. Namun upaya2 tersebut akan sia-sia belaka, hanya sebatas tambal sulam. Pergantian kepemimpinan hanya pergantian sosok belaka, sementara akar permasalahannya, yaitu SISTEM yang akan mewadahi terlaksananya hukum Alloh dan akan mengikat manusia untuk beriman kepada Alloh saja tidak diupayakan untuk ditegakkan.
Hingga kini mereka (Thogut) itu sedang berkuasa. Maka segala hukum dan kebijakan yang diproduksi tidak akan menghasilkan manfaat apapun bagi manusia. Kemadlorotan dan kekacauan senantiasa akan berlangsung selama mereka menguasai tiap-tiap wilayah di bumi ini.
www.balakecrakan.wordpress.com
Labels:
Tamu
Sabilillah VS Sabilithoghe
“Orang-orang beriman berperang di Jalan Allah, dan orang-orang kafir berperang di Jalan Thogut. Sebab itu perangilah kawan-kawan Syetan itu, karena sesungguhnya tipu daya Syetan itu lemah” (Qs An-Nisa [4] : 76)
Dalam Al-Qur’an kalimat sabil sering dihubungkan dengan kalimat Allah dan at-Thagut. Sehingga membentuk kalimah SABILILLAH, artinya “Jalan Allah”. atau SABILITHOGUT, artinya “Jalan Thogut”. Jalan Allah adalah jalan yang lurus, sedangkan Jalan Thagut adalah jalan yang sesat.
Sabilillah
Sabilillah adalah cara, sistem, metode atau sarana/prasarana untuk terlaksananya pengabdian kepada Allah. Tidak akan diterima amal seseorang kalau tidak berada pada SABILILLAH. Sebagai contohnya “INFAQ”. Allah menyuruh muslim agar berinfaq fi Sabilillah/di Jalan Allah. “Dan berinfaqlah di “jalan Allah”….” (Qs Al-Baqarah [2] : 195). Begitupun “DAKWAH”, Dakwah atau mengajak manusia bukan kepada kelompok, organisasi, partai, Syu’ubiyyah/Nasionalisme. Mengajak manusia yang benar adalah mengajak ke dalam Sabilillah. “Ajaklah manusia ke “jalan Rabmu” dengan bijaksana…”(Qs An Nahl [16] : 125). Kemudian berjihad atau berjuang membela kebenaran harus di dalam Sabilillah, “Dan berperanglah kalian “di Jalan Allah” ….(Qs Al-Baqarah [2] : 244)
Sabilithogut
Menurut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, bentuk Thagut antara lain :
* Penguasa Zalim yang menolak Hukum Allah (QS An-Nisa [4] : 51, 60)
* Institusi, baik lembaga organisasi atau lembaga Negara yang berhukum kepada selain hukum Allah (Qs A;-Maidah [5] : 44, 45, 47)
Adapun dasar hukum Thogut adalah filsafat/hawahu (Qs 23:71), Nenek moyang/Abaahu (Qs 5 : 104) dan hukum-hukum Jahiliyah. Dalam pelaksanaannya Sunatullah para pengikut Thagut akan memerangi para pendukung Sabilillah dengan menggunakan sistem, cara, metode buatan Thagut, diantaranya saat ini berdasarkan kesepakatan suara terbanyak manusia yang tidak tahu menahu hukum Allah atau DEMOKRASI (Qs 6 : 116), inilah yang dimaksud Sabilithagut.
Suatu hal yang ironi orang yang mengklaim berjuang fi Sabililllah tapi menggunakan sistem Thogut tersebut (Qs 4 : 60). Atau lebih ironi lagi, sudah memahami bahwa institusi tersebut adalah institusi Thogut tapi masih mengkritisi kebijakan-kebijakannya atau berada dibawah naungannya/perlindungan hukum.
Sementara Para Rasul Allah senantiasa bersikap “MUKHLISIINA LAHUDDIN” (QS 98 : 5), murni dalam bersistem tanpa ada campur baur dengan sistem gherul islam. Rasululullah saw dan para pelanjutnya hingga akhir jaman bersikap AL-BARO’AH (Qs 60 : 4), berlepas diri/tidak mau tahu/tidak peduli/tidak ambil pusing terhadap aturan-aturan maupun kebijakan-kebijakan Thagut, sembari bersikap AL-WALA kepada kepemimpinan dan aturan-aturan Allah. Sebagaimana halnya Nabi Muhamad Saw di awal perjuangan Islam membentuk DARUL ARQOM (sebagai tempat bermusyawarah/pembinaan umat) sebagai tandingan untuk melawan DARUN NADWAH (tempat berkumpulnya/musyawarah Abu Jahal dan pemimpin Quraiys). Rasululullah Saw dan para Sahabatnya tidak pernah bermusyawarah didalam Gedung Darun Nadwah, walau sempat diajak sekalipun dan tidak memperdulikan kebijakan-kebijakan Kubu Darun Nadwah, atau dengan kata lain tidak pernah BERDEMO di halaman Gedung Darun Nadwah untuk menegakkan Hukum Allah.
Tapi Rasululullah Saw memperkuat dan memperkokoh barisan Darul Arqom (Kaum muslimin) baik dari segi kualitas (Pembinaan, Qs 62 : 2) maupun Kuantitas (Dakwah, Qs 16 :125) untuk menyongsong tegaknya Hukum Allah dalam wujud Madinah, Daulah hingga Khilafah (Qs 25 :55).
www.balakecrakan.wordpress.com
Labels:
Tamu
Saturday, September 26, 2009
Pray of Love
Allohumma Inni As'Aluka Hubbaka Wa Hubba Man YuHibbuka Wa Hubba Yuballighunii Hubbak
==========================================================
Ya Allah sesungguhnya aku memohon cintaMu dan cinta orang yang mencintaiMu serta cinta orang yg menyampaikan cintaMu
==========================================================
Ya Allah sesungguhnya aku memohon cintaMu dan cinta orang yang mencintaiMu serta cinta orang yg menyampaikan cintaMu
Labels:
Puitis Munitisme
Sunday, September 13, 2009
TALK & ACTION
DAKWAH tidak Sekedar KATA !
Dakwah yang kini identik dengan ceramah, tabligh, khutbah, nasihat atau pidato, dan dilakukan oleh segelintir orang (ustadz, mubaligh, santri, aktifis). Ternyata tidaklah sesempit itu maknanya. Namun Dakwah adalah suatu KERJA NYATA yang harus dilakukan oleh setiap orang yang sudah menyatakan keimanannya/ikrar Syahadatain kepada Allah melalui aparatNya (Qs 48 : 10), dalam rangka melahirkan manusia-manusia yang siap ditata dan diatur, serta tunduk pada kehendak-Nya (Mukmin-Mukhlis). Yang akan menjadi penyangga dalam rangka tegaknya AL-ISLAM di dunia ini umumnya dan di Indonesia khususnya. Dengan jelas dan tegas bahwa dakwah yang dilakukan adalah untuk MENGAJAK manusia yang berada dalam system nonwahyu (jahiliyah/batil/thogut) kepada system wahyu (al Islam), BUKAN MENGAJAK manusia kepada kelompok, golongan, organisasi, faksi ataupun partai (Ashobiyah).
Jelaslah sudah bagi semua, bahwa dakwah yang dilakukan adalah suatu proses atau usaha untuk mengajak manausia ke dalam Al-Khoir (Al Islam YANG TERLEMBAGAKAN) (Qs Ali Imron [3] : 104) atau ke dalam sabili Rabbika (Qs an-Nahl [16] : 125), serta mengeluarkan manusia (Qs Ali Imran [3] : 110) dari kegelapan kepada cahaya (Qs al-Baqarah [2] :257), secara tegas adalah dari system thogut kepada system Islam, dari al-Bathil kepada al-Haq, atau dari Darul Kufar kepada Darul Islam (Qs an-Nahl [16] : 36).
Pada titik puncaknya dakwah adalah mengajak manusia agar meninggalkan system thogut dan menerima system Allah dengan konskwensi meninggalkan loyalitas terhadap system thogut dan memberikan loyalitas kepada system Islam.
Rasul Saw sebagai USWAH hasanah dalam kehidupan ini telah memberikan contoh bahwa yang pertama kali beliau lakukan adalah mengubah SISTEM. Dari SISTEM Thogut kepada sistem Islam (Qs 16:36, Qs 2:256). Dan beliau terlebih dahulu menyadarkan dan mengajak (dakwah) perindividu kepada sistem islam sehingga terbentuk masyarakat yang berSistem Islam, bangsa yang bersistem Islam (Madinah) hingga dunia yang bersistem Islam(Khilafah fil Ardli).
Semoga para da’I dan da’iyah, mujahid-mujahidah dakwah agar dapat memaksimalkan daya juangnya, melaksanakan tugas dalam rangka darma bakti kepada Allah Swt serta MENDZAHIRKAN Daulah Islam (DI) ala MINHAJIN NUBUWAH di muka bumi umumnya, Indonesia khususnya.
“Hai kalian mujahid-mujahidah dakwah hanya ada dua pilihan bagi kita! “Jadi aktor atau hanya jadi penonton, Maju kedepan menjadi ksatria atau mundur kebelakang menjadi pecundang”
“Jihad tidak akan pernah tertidur, perjuangan tak akan pernah berakhir, kebatilan akan lenyap”.
Camkan semua itu ! Wahai Mujahid-mujahidah dakwah
“Dan harus ada diantara kalian umat yang mengajak kepada Al-Khoer dan memerintah al-ma’ruf dan mencegah kemungkaran…..”(Qs ali Imron[3] : 104)
www.balakecrakan.wordpress.com
Dakwah yang kini identik dengan ceramah, tabligh, khutbah, nasihat atau pidato, dan dilakukan oleh segelintir orang (ustadz, mubaligh, santri, aktifis). Ternyata tidaklah sesempit itu maknanya. Namun Dakwah adalah suatu KERJA NYATA yang harus dilakukan oleh setiap orang yang sudah menyatakan keimanannya/ikrar Syahadatain kepada Allah melalui aparatNya (Qs 48 : 10), dalam rangka melahirkan manusia-manusia yang siap ditata dan diatur, serta tunduk pada kehendak-Nya (Mukmin-Mukhlis). Yang akan menjadi penyangga dalam rangka tegaknya AL-ISLAM di dunia ini umumnya dan di Indonesia khususnya. Dengan jelas dan tegas bahwa dakwah yang dilakukan adalah untuk MENGAJAK manusia yang berada dalam system nonwahyu (jahiliyah/batil/thogut) kepada system wahyu (al Islam), BUKAN MENGAJAK manusia kepada kelompok, golongan, organisasi, faksi ataupun partai (Ashobiyah).
Jelaslah sudah bagi semua, bahwa dakwah yang dilakukan adalah suatu proses atau usaha untuk mengajak manausia ke dalam Al-Khoir (Al Islam YANG TERLEMBAGAKAN) (Qs Ali Imron [3] : 104) atau ke dalam sabili Rabbika (Qs an-Nahl [16] : 125), serta mengeluarkan manusia (Qs Ali Imran [3] : 110) dari kegelapan kepada cahaya (Qs al-Baqarah [2] :257), secara tegas adalah dari system thogut kepada system Islam, dari al-Bathil kepada al-Haq, atau dari Darul Kufar kepada Darul Islam (Qs an-Nahl [16] : 36).
Pada titik puncaknya dakwah adalah mengajak manusia agar meninggalkan system thogut dan menerima system Allah dengan konskwensi meninggalkan loyalitas terhadap system thogut dan memberikan loyalitas kepada system Islam.
Rasul Saw sebagai USWAH hasanah dalam kehidupan ini telah memberikan contoh bahwa yang pertama kali beliau lakukan adalah mengubah SISTEM. Dari SISTEM Thogut kepada sistem Islam (Qs 16:36, Qs 2:256). Dan beliau terlebih dahulu menyadarkan dan mengajak (dakwah) perindividu kepada sistem islam sehingga terbentuk masyarakat yang berSistem Islam, bangsa yang bersistem Islam (Madinah) hingga dunia yang bersistem Islam(Khilafah fil Ardli).
Semoga para da’I dan da’iyah, mujahid-mujahidah dakwah agar dapat memaksimalkan daya juangnya, melaksanakan tugas dalam rangka darma bakti kepada Allah Swt serta MENDZAHIRKAN Daulah Islam (DI) ala MINHAJIN NUBUWAH di muka bumi umumnya, Indonesia khususnya.
“Hai kalian mujahid-mujahidah dakwah hanya ada dua pilihan bagi kita! “Jadi aktor atau hanya jadi penonton, Maju kedepan menjadi ksatria atau mundur kebelakang menjadi pecundang”
“Jihad tidak akan pernah tertidur, perjuangan tak akan pernah berakhir, kebatilan akan lenyap”.
Camkan semua itu ! Wahai Mujahid-mujahidah dakwah
“Dan harus ada diantara kalian umat yang mengajak kepada Al-Khoer dan memerintah al-ma’ruf dan mencegah kemungkaran…..”(Qs ali Imron[3] : 104)
www.balakecrakan.wordpress.com
Labels:
Tamu
"Agama Masa Depan"
Manusia diciptakan oleh Allah di muka bumi tugasnya adalah untuk beribadah kepadaNya (Qs 51:56, Qs 2:21). Agar tugas pengibadahan ini terlaksana, maka manusia difungsikan oleh Alloh sebagai Khalifah (Qs 2 : 30). Dimana makna Khalifah adalah wakil, mandataris atau pelaksana hukum-hukum Allah di muka bumi. Maka agar fungsi ini terlaksana, diperlukan adanya institusi yang disebut lembaga kekhilafahan atau Khilafah fil ardli. Maka tidak bisa dipungkiri lagi bahwa penegakkan kekhilafahan adalah sesuatu yang prinsipil atau sesuatu yang mesti keberadaannya. Atau dengan kata lain, penegakkan Kekhilafahan BUKAN ALTERNATIF, dikarenakan sistem-sistem non kekhilafahan gagal dalam mensejahterakan umat manusia. Tapi ia merupakan kewajiban yang perlu diperjuangkan oleh tiap individu yang mengaku muslium.
Alloh menjadikan bumi ini sebagai tempat tinggal, wadah bagi manusia untuk mengabdi kepadaNya. Dengan demikian Alloh memfungsikan manusia sebagai khalifah (Qs 2:30). Khalifah adalah wakil atau mandataris Alloh, pelaksana hukum Alloh di muka bumi. Jadi pembuat hukum adalah hak perogratif Alloh semata, sementara aparatur pelaksananya manusia.
Maka bumi ini layak dan berhak dikuasai, dipimpin oleh orang-orang beriman saja yang menjalankan fungsinya. Sehingga keberadaan bumi ini sebagai KERAJAAN ALLOH. Namun…bagaimana halnya bila bumi ini dikuasai oleh manusia yang melampaui batas atau THOGUT?. Maka yang terjadi adalah ancaman/teror bagi eksistensi atau keberlangsungan bumi, segala isi dan seluruh penghuninya. Kekacauan senantiasa akan terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, IPOLEKSOSBUDHANKAM. Dan berbagai upaya telah diupayakan mengatasi kekacauan tersebut. Namun upaya2 tersebut akan sia-sia belaka, hanya sebatas tambal sulam. Pergantian kepemimpinan hanya pergantian sosok belaka, sementara akar permasalahannya, yaitu SISTEM yang akan mewadahi terlaksananya hukum Alloh dan akan mengikat manusia untuk beriman kepada Alloh saja tidak diupayakan untuk ditegakkan.
Hingga kini mereka (Thogut) itu sedang berkuasa. Maka segala hukum dan kebijakan yang diproduksi tidak akan menghasilkan manfaat apapun bagi manusia. Kemadlorotan dan kekacauan senantiasa akan berlangsung selama mereka menguasai tiap-tiap wilayah di bumi ini.
Namun untuk menegakkan lembaga Khilafah fil ardli ini tidak sebatas wacana atau opini untuk menjadi konsumsi publik dan menjadsi istilah yang latah. Tapi perlu adanya tindakan kongkrit yang pelaksanaannya harus sistematis, terpola dan berproses. Maka dalam hal ini Rasul Saw sebagai sumber ittiba’ (”katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku (muhammad)…(Qs ali imran [3] :31) memberikan contoh, pola, sistem atau proses dalam menegakkan kekhilafahan.
Pertma kali yang dilakukan oleh beliau adalah membentuk masyarakat tauhidi, masyarakat yang hanya meng-agungkan Allah seraya menafikan sistem masyarakat musyrikin. Atau yang biasa disebut AL-BARO’AH (Qs 60:4), berlepas diri dari sistem jahiliyah dan berwala’ kepada sistem islam saja. Masyarakat tauhidi inilah sebagai cikal bakal untuk terbentuknya basis awal Kekhilafahan. Dimana Yatsrib dipilih sebagai tempat pertma dan utama untuk terwujudnya MADINAH (Negara Islam Yatsrib) hingga terjadinya Futuh Makah. Karena Madinah ini bukan negara Ashobiyah atau bersifat Nasionalisme, tapi berbentuk DAULAH, inklusif, membuka diri dari wilayah-wilayah Islam di luar Yatsrib dan Jazirah Arab untuk bertahkim ke MADINAH. Inilah yang disebut Pemerintahan Kehilafahan, pusat pemerintahan islam sedunia. Dan pola, sistem, proses inilah yang dicontohkan oleh tauladan kita semua, Nabi Muhammad Saw dalam menegakkan Kekhilafahan.
Bila ada kelompok atau golongan yang mengklaim hendak menegakkan Kekhilafahan, namun tidak berpola kepada SUNAH PERJUANGAN atau SUNAH AF’ALIYAH Rasul maka apa namanya kalau tidak disebut BID’AH. Menegakkan Kekhilafahan tanpa terlebih dahulu membentuk masyarakat Islam yang siap sami’na wa atho’na terhadap Syari’at Allah adalah hal yang naif, tapi justru berbaur/berkolaborasi dengan sistem dan masyarakat Jahiliyah.
Ingat, Landasan ideologinya adalah Kalimah Tauhid, Laa ilaaha=tidak ada ilah, hukum, sistem, UU, Ideologi, Illalloh=Kecuali Alloh sebagai sumber HUKUM, sistem dan sumber ideologi pelaksanaannya yang dijabarkan oleh Muhammadarrasululloh dalam Sunahnya
www.balakecrakan.wordpress.com
Alloh menjadikan bumi ini sebagai tempat tinggal, wadah bagi manusia untuk mengabdi kepadaNya. Dengan demikian Alloh memfungsikan manusia sebagai khalifah (Qs 2:30). Khalifah adalah wakil atau mandataris Alloh, pelaksana hukum Alloh di muka bumi. Jadi pembuat hukum adalah hak perogratif Alloh semata, sementara aparatur pelaksananya manusia.
Maka bumi ini layak dan berhak dikuasai, dipimpin oleh orang-orang beriman saja yang menjalankan fungsinya. Sehingga keberadaan bumi ini sebagai KERAJAAN ALLOH. Namun…bagaimana halnya bila bumi ini dikuasai oleh manusia yang melampaui batas atau THOGUT?. Maka yang terjadi adalah ancaman/teror bagi eksistensi atau keberlangsungan bumi, segala isi dan seluruh penghuninya. Kekacauan senantiasa akan terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, IPOLEKSOSBUDHANKAM. Dan berbagai upaya telah diupayakan mengatasi kekacauan tersebut. Namun upaya2 tersebut akan sia-sia belaka, hanya sebatas tambal sulam. Pergantian kepemimpinan hanya pergantian sosok belaka, sementara akar permasalahannya, yaitu SISTEM yang akan mewadahi terlaksananya hukum Alloh dan akan mengikat manusia untuk beriman kepada Alloh saja tidak diupayakan untuk ditegakkan.
Hingga kini mereka (Thogut) itu sedang berkuasa. Maka segala hukum dan kebijakan yang diproduksi tidak akan menghasilkan manfaat apapun bagi manusia. Kemadlorotan dan kekacauan senantiasa akan berlangsung selama mereka menguasai tiap-tiap wilayah di bumi ini.
Namun untuk menegakkan lembaga Khilafah fil ardli ini tidak sebatas wacana atau opini untuk menjadi konsumsi publik dan menjadsi istilah yang latah. Tapi perlu adanya tindakan kongkrit yang pelaksanaannya harus sistematis, terpola dan berproses. Maka dalam hal ini Rasul Saw sebagai sumber ittiba’ (”katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku (muhammad)…(Qs ali imran [3] :31) memberikan contoh, pola, sistem atau proses dalam menegakkan kekhilafahan.
Pertma kali yang dilakukan oleh beliau adalah membentuk masyarakat tauhidi, masyarakat yang hanya meng-agungkan Allah seraya menafikan sistem masyarakat musyrikin. Atau yang biasa disebut AL-BARO’AH (Qs 60:4), berlepas diri dari sistem jahiliyah dan berwala’ kepada sistem islam saja. Masyarakat tauhidi inilah sebagai cikal bakal untuk terbentuknya basis awal Kekhilafahan. Dimana Yatsrib dipilih sebagai tempat pertma dan utama untuk terwujudnya MADINAH (Negara Islam Yatsrib) hingga terjadinya Futuh Makah. Karena Madinah ini bukan negara Ashobiyah atau bersifat Nasionalisme, tapi berbentuk DAULAH, inklusif, membuka diri dari wilayah-wilayah Islam di luar Yatsrib dan Jazirah Arab untuk bertahkim ke MADINAH. Inilah yang disebut Pemerintahan Kehilafahan, pusat pemerintahan islam sedunia. Dan pola, sistem, proses inilah yang dicontohkan oleh tauladan kita semua, Nabi Muhammad Saw dalam menegakkan Kekhilafahan.
Bila ada kelompok atau golongan yang mengklaim hendak menegakkan Kekhilafahan, namun tidak berpola kepada SUNAH PERJUANGAN atau SUNAH AF’ALIYAH Rasul maka apa namanya kalau tidak disebut BID’AH. Menegakkan Kekhilafahan tanpa terlebih dahulu membentuk masyarakat Islam yang siap sami’na wa atho’na terhadap Syari’at Allah adalah hal yang naif, tapi justru berbaur/berkolaborasi dengan sistem dan masyarakat Jahiliyah.
Ingat, Landasan ideologinya adalah Kalimah Tauhid, Laa ilaaha=tidak ada ilah, hukum, sistem, UU, Ideologi, Illalloh=Kecuali Alloh sebagai sumber HUKUM, sistem dan sumber ideologi pelaksanaannya yang dijabarkan oleh Muhammadarrasululloh dalam Sunahnya
www.balakecrakan.wordpress.com
Labels:
Tamu
Friday, September 11, 2009
PAGANISM
Kalau kita fahami sejarah rosulullah muhammad saw, musyrik mekkah adalah masyarakat yang loyal pada kepemimpinan sistem yang dipimpin oleh abu jahal dan abu lahab melalui mekanisme system yang diatur di parlemen darunnadwah dengan simbolisasi berhala orang-orang shaleh terdahulu seperti latta, uzza, mannat dan hubbal yang sangat samar,ambigu, prasangka,bias dan penuh ketidakjelasan bahkan mungkin jika kita hidup pada masa itu bisa jadi tidak menyadari bahwa kita hidup di tengah system syirik/pagan karena semuanya telah terkondisikan secara wajar, indah oleh tipudaya iblis dan kawan-kawannya dengan menjadikan perilaku, adat istiadat, kehidupan keseharian yang setiap hembusan nafas akan mengarah pada kesyirikan yang tidak disadari dan mengira sebagai suatu kebaikan
15:39. Iblis berkata: "ya tuhanku, oleh sebab engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
Kita akan akan sangat tidak mudah untuk mengatakan “hidup pada masa rosul sangat mudah untuk menentukan kemana kita berbaris, karena rosul yang haq ada” bisa jadi kita adalah orang yang mengingkari kerasulan nabi muhammad saw saat itu karena begitu rumitnya kewajaran paganisme/syirik yang diciptakan saat itu dan akan aneh ketika menghadapi dakwah rosul hal itu diperkuat dengan alibi bahwa masyarakat musyrik mekkah saat itu mengklaim dirinya pelanjut estafet kepemimpinan millah ibrahim melalui keturunannya ismail as. Indikasinya mereka masih menjalakan tradisi ritual syariat millah sholat puasa, infaq, haji dll
Sholat
8:35. Sholat mereka di sekitar baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.
Infaq
8:36. Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan,
Zakat
6:136. Dan mereka memperuntukkan bagi allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: "ini untuk allah dan ini untuk berhala-berhala kami." maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka[508]. Amat buruklah ketetapan mereka itu.
[508]. Menurut yang diriwayatkan bahwa hasil tanaman dan binatang ternak yang mereka peruntukkan bagi allah, mereka pergunakan untuk memberi makanan orang-orang fakir, orang-orang miskin, dan berbagai amal sosial, dan yang diperuntukkan bagi berhala-berhala diberikan kepada penjaga berhala itu. Apa yang disediakan untuk berhala-berhala tidak dapat diberikan kepada fakir miskin, dan amal sosial sedang sebahagian yang disediakan untuk allah (fakir miskin dan amal sosial) dapat diberikan kepada berhala-berhala itu. Kebiasaan yang seperti ini amat dikutuk allah.
Haji
9:19. Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan allah? Mereka tidak sama di sisi allah; dan allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
Berqurban
6 : 137. Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-nya. Dan kalau allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggallah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
Itikad baik orang-orang musyrik ingin menyembah / beribadah dan mendekatkan diri kepada allah dengan cara yang sangat simbolis melalui media perantara yakni replika (berhala) orang-orang shaleh terdahulu yang telah meninggal dengan menyerahkan kepercayaan penjagaan, pengurusan dan pengaturan kehidupan kepada seseorang penjaga dan pemegang kunci pintu ka’bah yang memiliki otoritas kekuasaan dalam mengatur, menertibkan 360 lebih berhala dari berbagai kabilah dengan sebuah keyakinan media perantara tersebut menyampaikan segala pengharapan / aspirasi kepada al-haq/allah untuk mecapai kebahagiaan hidupnya
23:84-89. Katakanlah: "kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?" 85. Mereka akan menjawab: "kepunyaan allah." katakanlah: "maka apakah kamu tidak ingat?" 86. Katakanlah: "siapakah yang empunya langit yang tujuh dan yang empunya 'arsy yang besar?" 87. Mereka akan menjawab: "kepunyaan allah." katakanlah: "maka apakah kamu tidak bertakwa?" 88. Katakanlah: "siapakah yang di tangan-nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-nya, jika kamu mengetahui?" 89. Mereka akan menjawab: "kepunyaan allah." katakanlah: "(kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?"
13:16. Katakanlah: "siapakah tuhan langit dan bumi?" jawabnya: "allah." katakanlah: "maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?." katakanlah: "adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" katakanlah: "allah adalah pencipta segala sesuatu dan dia-lah tuhan yang maha esa lagi maha perkasa."
Ingatlah, hanya kepunyaan allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain allah (berkata): "kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada allah dengan sedekat- dekatnya." ( qs 39 : 3 )
Katakanlah: "siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" maka mereka akan menjawab: "allah." maka katakanlah "mangapa kamu tidak bertakwa kepada-nya)?" ( qs 10 : 31 )
Katakanlah: "siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" maka mereka akan menjawab: "allah." maka katakanlah "mangapa kamu tidak bertakwa kepada-nya)?" ( qs 10 : 31 )
Padahal sebenarrnya segala persangkaan, pengharapan mereka terhadap perantara tersebut hanyalah kebodohan dan hakikatnya mereka beribadah kepada syaitan. Peran penjaga dan pemegang kunci berhala yang mengakomodasi aspirasi pengharapan melalui media perantara replika (berhala) berhasil diperankan oleh abu jahal (abu al-hakam) dengan dukungan system ribawi yang dibangun oleh abu lahab, umayyah (majikan bilal) dan pembesar Quraisy lainnya melalui mekanisme yang rapih dan teratur didalam musyawarah di darunnadwah
Yang mereka sembah selain allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka, ( 4 : 117 )
3:95. Katakanlah: "benarlah (apa yang difirmankan) allah." maka ikutilah agama ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.
6:161. Katakanlah: "sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama ibrahim yang lurus, dan ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik."
Labels:
Islam Warna-Warni