Monday, October 01, 2007

Pengantar Umat muslimin yg Ahlu Kitab??

Ahl kitab, apa yang ada dalam benak anda tentang istilah tersebut? Apakah anda termasuk yang berpendapat bahwa istilah tersebut melekat pada sebuah komunitas Nasrani dan yahudi yang dulu pada zaman para nabi begitu dimuliakan karena banyaknya para nabi diutus untuk mereka atau karena kekafiran mereka yang begitu parah hingga allah dengan segala kemaha rahman dan rohim memberikan hidayah, sekarang mereka berkembang, berevolusi dengan kekafiran yang baru dengan wujud nama yang baru yakni kristen, katolik, judaisme, dll dengan berbagai varian cabang sekte dibawahnya serta varian baru berupa perilaku ”murtad”nya mereka dari agama tradisional yakni sekulerisme, komunisme, atheisme, liberalisme, modernisme, postmodernisme, zionisme ( ah terlalu banyak yang perlu disebutkan disini, eike jg ga faham karakteristik pemahaman mereka, istilah yang gampang bagi mereka adalah kafir, thogut), apakah mereka yang disebut ahl kitab yang wanita dan sembelihanyya halal bagi kaum muslimin? Bagaimana apabila ada pendapat lain yang mengatakan bahwa ahl kitab yah umat muslimin sendiri?.

Jika kita kompromikan beberapa istilah diantaranya ahl kiblat, ahl kitab, ahl bid’ah, kafir / murtad. Semuanya mempunyai keterkaitan satu dengan yang lainnya jika kita korelasikan kemungkinan seorang muslim masuk terperosok jatuh atau tersesat kedalamnya. Pertama kita definisikan masing-masing istilah tersebut. Ahl kiblat adalah seluruh manusia yg masih berkiblat atau berwala pada islam, baik yang awam / jahil ataupun yang faham tentang islam, pada dasarnya mereka masih muslim hingga mereka berpaling kepada kiblat yang lain. Untuk istilah Ahl kitab memang pendapat yang masyhur menunjuk pada 2 komunitas yakni yang menganut keyakinan yahudi (golongan yang mempercayai musa ) dan nasrani ( golongan yang mempercayai isa ), ada yang mempersempitnya pada bani israil dan keturunannya. Namun bagaimana jika kita mengacu pada kitab itu sendiri yang diwahyukan allah pada para nabi dan rosulnya seperti suhuf nabi ibrahim, taurat, injil, zabur dan alqur’an tentu hal ini memiliki konskwensi definisi yang luas, yakni siapapun yang masih mempercayai salahsatu kitab / lembaran samawi terlepas dari aspek originalitas dan orisinalitas kitab tersebut dan menjadikannya sebagai pegangan hidup beragamanya. Namun istilah ahl kitab sering dilekatkan pada sifat kafir, kesesatan (dholal ) dan laknat / murka ( maghdub) yang melekat pada yahudi dan nasrani, kemungkinan seorang muslim menjadi seorang ahl kitab menjadi mungkin apabila menyerupai yahudi dan nasrani dalam kesesatan atau bahkan kekafirannya. Sedangkan kafir adalah diluar islam, thogut, sering dilekatkan pada istilah ahli kitab dan musyrik. murtad adalah perpindahan / migrasi keyakinan seorang muslim menjadi kafir bisa dikarenakan migrasi agama/keyakinan, melakukan dosa mukafiroh seperti syirik, tidak menggkafirkan orang / institusi kafir / thogut / musyrik / non islam, meyakini petunjuk / ideologi / dien / aturan / hukum selain islam lebih baik dan sempurna, meyakini syariat islam itu dibatasi ruang dan waktu, tradisi klasik bangsa arab dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman, mengolok-olok sebagian ajaran islam, menolak syariat islam sebagian dan menerima sebagian, melakukan praktik mistis, berwala / loyal terhadap orang / institusi kafir / thogut serta ikut berpartisipasi memberikan bantuan dan pertolongan baik berupa pendapat / ide / fatwa, harta dan jiwa untuk memerang kaum muslimin. Selain itu juga melakukan bid’ah mukafiroh, membuat perkara-perkara / syariat baru kategori mukafiroh menggantikan atau menambah-nambah aqidah dan syariat islam. Namun takfir tersebut terhadap seorang muslim baik individu / institusi apabila ilmu / dakwah / hujjah telah sampai padanya dan secara zahir menampakkan kekafiran yang nyata.

Bentuk kompromi seorang muslim/ahl kiblat bisa dikategorikan ahl kitab yang kadung penisbatan ahl kitab sering dikaitkan pada komunitas yahudi dan nasrani yang otomatis ahl kitab disini sebagai salah satu jenis kekafiran selain musyrik adalah apabila seorang muslim dalam keyakinan dan peribadatannya tidak mengacu pada standar keislaman yang benar (shahih/shadiq) sesuai dengan petunjuk rosul yang sampai pada kita melalui periwayatan dan pemahaman (dirayah) para shahabat, tabiin, dan tabiittabiin. Ahl bid’ah bisa dikategorikan ahl kitab yakni apabila Seorang muslim/ahl kiblat membuat perkara baru dalam keyakinan dan peribadatan entah karena kejahilan atau nafsu sebagai motif dengan menjadikan akal dan unsur keberagamaan asing (kafir/ diluar islam) sebagai kiblat baru atau rujukan tambahan dalam pemahaman keislamannya dengan catatan muslim tersebut masih merujuk atau berkiblat kepada al-qur’an dan sunnah (kitab). Jika kita kaitkan istilah kafir yang sering dilekatkan pada ahl kitab apabila kita sepakat bahwa ahl kitab disini adalah seorang muslim/ahl kiblat, yakni seorang muslim yang kebid’ahanya sudah mencapai derajat kekafiran yang nyata (bid’ah mukafirah), yang membatalkan keislamannya dan otomatis mengeluarkannya dari islam yang disebut murtad atau kafir dari golongan ahl kitab, contohnya seperti perilaku murtad yang telah disebutkan sebelumnya.

Adapun mengkaitkan istilah ahl kitab dengan istilah iftiroq (perpecahan) umat bani israil dan umat islam akan kita dapati beberapa kesimpulan bahwa pembagian umat bani israil dan umat islam menjadi beberapa golongan dan masing-masing golongan dari beberapa golongan bani israil dan umat islam hanya satu yang selamat, penulis memberikan kesimpulan bahwa diluar golongan satu yang selamat yakni golongan mayoritas dari yahudi, nasrani dan umat islam yang bilangan simbolisnya secara berurut 70, 71, 72 golongan yang semuanya masuk neraka, - menurut beberapa keterangan bahwa 72 golongan dari firqoh umat islam tersebut tergolong ahl bid’ah yang masih dalam lingkaran islam / ahl kiblat sehingga tidak kekal di neraka - , inilah yang dikategorikan ahl kitab yang menyimpang dari segi keyakinannya. sebelumnya mari kita simak beberapa hadist yang memberikan informasi tentang hal ini dan ayat al-Qur’an yang memberikan kesan ahli kitab yang beriman (islam), sesat dan yang kafir :

Al- hadists
“Orang-orang yahudi menjadi 71 golongan, satu golongan masuk surga dan 70 golongan masuk neraka, Orang-orang nasrani menjadi 72 golongan. Demi jiwaku berada ditanganNya, umatku akan terbagi dalam 73 golongan, 72 golongan masuk neraka.” Para shahabat bertanya, “golongan manakah yang selamat?” rosulullah berkata,”al-jamaa’ah” (HR. Sunan Ibnu Majah, Hadits no.3982, Kitab Al Fitan)

“Umatku akan menyerupai Bani Israil selangkah demi selangkah. Bahkan jika seseorang dari mereka menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, seseorang dari umatku juga akan mengikutinya. Kaum Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, hanya satu yang masuk surga.” Kami (para shahabat) bertanya, “Yang mana yang selamat ?” Rosulullah SAW menjawab, “ Yang mengikutiku dan para shahabatku.” (HR.Tirmidzi, Hadits no.2565. Juga diriwayatkan dengan kalimat yang sama oleh Abu Salamah dan Abu Hurairoh dalam Kitab Al Fitan dari Sunan Ibnu Majah, hadits no.3981)

Al-Qur’an
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu." Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu. (Al Maa'idah : 68)

Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (Saba':6.)

Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (Al Bayyinah:6)

Dan sesungguhnya diantara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya. (Ali 'Imran:199.)

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali 'Imran:110)

Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka kedalam surga-surga yang penuh kenikmatan. (Al Maa'idah:65)

Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka Al Kitab sebelum Al Quran, mereka beriman (pula) dengan Al Quran itu. (Al Qashash:52)

Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud. (Ali 'Imran:113)

Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran[204], padahal kamu mengetahuinya? (Ali 'Imran:71)

Dan mereka (ahli kitab) tidak berpecah belah, kecuali setelah datang pada mereka ilmu pengetahuan, karena kedengkian di antara mereka. Kalau tidaklah karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai kepada waktu yang ditentukan, pastilah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab sesudah mereka, benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang kitab itu. (Asy Syuura:14.)

Kesimpulannya bahwa komunitas kristen dan yahudi kontemporer dengan berbagai varian sekte kekafiran didalamnya dan perilaku murtad mereka terhadap agama tradisional mereka, beberapa pendapat sering dikaitkan dengan melandaskan pada al-Quran dengan penyebutan ahl kitab yang wanita dan sembelihannya halal bagi kaum muslimin adalah pendapat yang perlu ditinjau ulang kembali, karena secara aqidah dan syari’at sangat beresiko untuk diamalkan. Bahkan penyebutan bagi mereka sebagai musyrik pun tidak terlalu tepat, konon kaum musyrikun arab pada masa nabi masih menuhankan Allah sebagai tuhannya, mereka hanya menjadikan latta, uzza manath, hubbal sebagai perantara menuju peribadatan mereka kepada Allah. Adapun kalangan kristen dan yahudi kontemporer masih berpolemik dengan nama tuhan mereka God, lord, eloi, tuhan bapa, yahwe, jehovah dll dengan arti / pendefinisian nama dan sifat yang tdk tauhid lagi dan pemaknaan tuhan yang berkonotasi negatif. Ada juga beberapa kalangan kristen dan yahudi kontemprer yang memilih cara hidup “beragama” yang liberal dan sekuler bahkan bersikap atheistik membunuh tuhan dan agama.
Adapun penisbatan ahl kitab terhadap kaum muslim perlu dikaji lebih mendalam dimulai dari pelacakan narasumber tafsir dari kitab klasik ataupun kontemporer dan pengamatan langsung gejala perkembangan keyakinan kaum muslimin yang variatif dan kompleks.